Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Allah Ta’ala berfirman:
ليلة القدر خير من ألف شهر
“Malam lailatul qodr lebih baik dari 1000 bulan.“1 (QS. Al-Qadr: 2)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan penuh harap, niscaya akan Allah ampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)
Sebab mengapa umat ini Allah Ta’ala anugerahi malam lailatul qadar adalah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadu saat melihat umur umatnya pendek, “Ya Rabb, apakah Engkau telah menjadikan umatku dengan umur yang paling pendek dan amal yang paling sedikit dibandingkan dengan umat-umat lain?“
Maka Allah Ta’ala memberikan kepada beliau Lailatul Qadar yang lebih baik dari 1000 bulan.¹
Syaikh Abbas hafizhahullah berkata: Terdapat pembicaraan dalam hadis ini, akan tetapi secara makna sahih.
Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan itikaf di sepuluh hari pertama bulan Ramadhan bersama sahabatnya untuk mencari malam Lailatul Qadar, kemudian beliau kembali mencari di sepuluh hari pertengahan bulan Ramadhan. Setelah itu, beliau diberitahu oleh Jibril ‘alaihissalam bahwa lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah malam Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh akhir Ramadhan.” (Muttafaqun Alaihi)
Para Ulama menyebutkan, bahwa tanda malam Lailatul Qadar ada 3:
- Tanda sebelum terjadinya.
 - Saat terjadi.
 - Dan setelah terjadi.
 
Tanda pertama: Allah Ta’ala memuliakan sebagian hamba-Nya dengan diperlihatkan Lailatul Qadar dalam mimpi. Diseru kepada nya, inilah malam Lailatul Qadar.
Dan bisa saja tersingkap kepadnya saat terjaga, ia melihat cahaya dan diseru kepadanya bahwa ini malam lailatul qadar. Sebagaimana ini dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Tanda kedua: Cuaca malam tersebut tidak panas, tidak pula dingin, namun pertengahan.
Tanda ketiga: Saat matahari terbit pada pagi harinya berwarna merah, tidak terik.
Para Ulama menyebutkan alasannya, pada malam Lailatul Qadar para malaikat berbondong-bondong turun ke bumi2 yang menyebabkan banyak cahaya, karena mereka tercipta dari cahaya. Sehingga saat matahari terbit bersamaan ada cahaya dari keberadaan para malaikat, menjadikan matahari ketika terbit tidak silau seakan-akan seperti bulan.
Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk memberi tahu kami tentang malam Lailatul Qadr. Lalu dua orang saling berdebat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ، فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ فَرُفِعَتْ، وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ، فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
“Saya keluar untuk memberitahu kalian tentang Lailatul Qadr, tetapi dua orang ini bertengkar, sehingga diangkat dariku. Mungkin itu lebih baik bagi kalian. Maka carilah malam itu pada malam kesembilan, ketujuh, dan kelima (yang tersisa) dari bulan Ramadan.”3
Syaikh Abbas hafizhahullah mengatakan, “Sebenarnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin memberitahukan dengan pasti turunnya malam Lailatul Qadar. Oleh karena itu, para ulama mengatakan bahwa di antara sebab diangkatnya keberkahan dan kebaikan adalah perdebatan serta perselisihan yang mendalam yang tidak dibangun di atas hujjah dan dalil sedikitpun.
Faedah #Dars_Qiyam_Ramadhan bersama Fadhilatusy Syaikh Abbas Al-Jaunah hafizhahullah.
Baca Juga: Mengapa Nabi ﷺ Berhenti Melaksanakan Salat Tarawih Berjemaah?


