Dahulu Allah Taala menguji kejujuran iman para sahabat saat berihram; dengan melarang mereka dari sesuatu yang sangat mudah untuk dilanggar. Sebagaimana termaktub di surat Al-Maidah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَيَبْلُوَنَّكُمُ ٱللَّهُ بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلصَّيْدِ تَنَالُهُۥٓ أَيْدِيكُمْ وَرِمَاحُكُمْ لِيَعْلَمَ ٱللَّهُ مَن يَخَافُهُۥ بِٱلْغَيْبِ ۚ فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, sungguh Allah pasti akan mengujimu dengan sesuatu dari hewan buruan yang (mudah) didapat oleh tangan dan tombakmu agar Allah mengetahui siapa yang takut kepada-Nya, meskipun Dia gaib. Siapa yang melanggar (batas) setelah itu, baginya azab yang pedih.” (QS. Al-Maidah: 94)
Syaikh Shalah al-Kantusy hafizhahullah berkata tentang ayat di atas,
“Sekarang, Allah pun juga menguji kita dengan adanya gawai yang selalu dalam genggaman. Kerusakannya lebih dominan daripada kebaikannya. Allah menguji, bagaimana sikap hamba ketika dihadapkan dengan hal-hal haram yang mudah diakses saat sendirian.”
Semoga Allah melindungi kita semua dari kejelekan ini.
Faedah Dars Ushuluts Tsalatsah bersama Fadhilatusy Syaikh Shalah Kantusy hafizhahullah di Ma’had Ibnu Katsir.


