Sebenarnya, ada banyak hal yang jika kamu mengabaikannya, itu akan menjadi solusi dari banyak perselisihan dan permusuhan yang terjadi.
Semoga Allah merahmati Ibnul Wardi yang berkata,
وتغافلْ عنْ أمورٍ إنَّما
لمْ يفزْ بالحمدِ إلاّ مَنْ غفلْ
“Berpura-puralah tidak tahu perkaranya, karena
Tidak akan menjadi terpuji kecuali orang yang mampu berpura-pura lupa.”
Jangan terlalu mempermasalahkan setiap hal kecil. Jika kamu terlalu mendetail dalam setiap hal, tidak akan ada orang yang tersisa bersamamu.
Seorang suami yang terus-menerus mengamati setiap tindakan kecil dari anak-anak, istri, dan keluarganya, bagaimana keadaan rumah tangganya? Tentu akan penuh dengan ketegangan dan banyak masalah.
Dahulu, seorang pria datang kepada Nabi Muhammad ﷺ mengadukan ketidakadilan yang dilakukan oleh keluarganya. Ia berkata, “Ya Rasulullah, saya memiliki kerabat yang saya menyambung silaturahmi dengan mereka, tetapi mereka memutuskan hubungan dengan saya.”
Nabi ﷺ pun bersabda, “Jika kamu terus bersabar dalam menghadapi perlakuan mereka, kamu akan menang.” (HR. Muslim 2558)
Hadis ini mengajarkan kita untuk bersabar dalam menghadapi perlakuan buruk dari orang lain, terutama jika itu datang dari saudara sendiri.
Sikap sabar dan memaafkan juga tercermin dalam kehidupan salaf. Imam Syafii pernah memiliki seorang teman alim bernama Asy-hab. Orang ini menyimpan kedengkian kepada Imam Syafi’i. Sampai-sampai disebutkan bahwa saat sujud dia berdoa agar Imam Syafii mati.
Ketika kabar itu sampai ke Imam Syafii, beliau hanya berkata, “Semoga Allah merahmatinya, Mesir belum pernah melahirkan orang sepertinya, seandainya bukan karena perangainya.”
Lihatlah bagaimana kisah ini mengajarkan tentang akhlak salaf terhadap orang yang membenci mereka. Semoga Allah memberi kita taufik untuk meneladani mereka.
Ringkasan muhadharah bersama Fadhilatusy Syaikh Shalah Kantusy hafizhahullah berjudul Ishlah Dzatil Bain.


