1 November 2025 17:37

Pertanyaan

Apakah benar sutrah dalam salat harus menempel ke tanah? Jika terdapat celah (misalnya kolong meja) apakah bisa dijadikan sutrah?

Jawaban

Mengenai sutrah (penghalang dalam salat), Nabi ﷺ pernah salat menghadap ke ranjang yang digunakan oleh Aisyah untuk tidur. Saat Aisyah berbaring di atas tempat tidur, terkadang Nabi ﷺ salat menghadap ke ranjang tersebut.

Sutrah yang dijadikan sebagai penghalang oleh orang yang salat tidak harus menempel langsung ke tanah. Artinya, seseorang boleh salat menghadap kursi dengan berdiri di antara kaki-kaki kursi, atau menghadap tempat tidur dengan berdiri di antara kaki-kaki tempat tidur. 

Dengan ini ia disebut telah salat menghadap tempat tidur, menghadap kursi, atau bahkan menghadap unta jika ia salat di antara kaki-kaki unta. Cukup demikian, ia telah membuat pembatas antara dirinya dan orang yang lewat di hadapannya.

Adapun jika seseorang salat di antara dua tiang masjid dan mengira bahwa ini serupa dengan kursi, maka itu tidak benar. Dalam hal ini, ia dianggap salat tanpa sutrah. 

(Sekali lagi -pent) yang benar adalah bahwa sutrah, seperti tempat tidur atau kursi, tidak harus menempel ke tanah. Jika seseorang salat di antara kaki-kaki tempat tidur atau kaki-kaki kursi, maka ia telah salat menghadap sutrah.

Dijawab oleh: Fadhilatusy Syaikh Abbas Al-Jaunah hafizhahullah

No. Fatwa: 0041

#fikih #salat #sutrah #syaikh_abbas_aljaunah

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *