Setelah mengenal sekelumit biografi sebagian penulis di masa nabi, kali ini kita akan sedikit mengenal para penulis di era tabiin, murid-murid para sahabat.
Salah satunya ialah Abu Bakr Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdillah bin Syihab bin Abdillah bin al-Harits bin Zuhroh, atau lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Syihab az-Zuhri.
Ia lahir di kota Madinah, kemudian pindah dan tinggal di Syam. Az-Zuhri merupakan nisbah kepada salah satu kakek beliau yang berasal dari kabilah Quraisy.
Beliau merupakan tokoh yang cemerlang. Tak hanya itu, beliau juga memiliki daya hafalan yang luar biasa. Salah satu kiatnya untuk menjaga hafalan adalah dengan sering mengonsumsi madu. “Madu baik untuk daya ingat,” ujar beliau
Ibnu Syihab punya semangat tinggi, keseriusan dalam menuntut ilmu, dan ketekunan. Di samping itu, beliau sering mengulang pelajaran. Hal ini sebagaimana yang beliau tegaskan alasannya; “Karena Ilmu dapat menghilang akibat lupa dan tidak diulang-ulang.”
Semenjak masa belajar dan menimba ilmu beliau juga rajin mencatat dan sering bertanya. Saad bin Ibrahim (kerabat sekaligus kawannya dalam menuntut ilmu) menyatakan;
“Tidaklah Ibnu Syihab mengungguli kami melainkan karena ia bersungguh-sungguh dalam belajar, ia selalu bertanya sesuatu yang ingin ia ketahui. Adapun kami, tidak bertanya karena merasa belia.”
Ibnu Syihab tidak malu berkeliling bersama kawan-kawannya menemui guru-guru mereka sambil membawa catatan dan sebagian temannya tertawa melihatnya (karena pada masa itu para penuntut ilmu bergantung pada kemampuan hafalan dan tidak mencatat). Abu Zinad berkata;
“Dahulu aku berkeliling bersama az-Zuhri, dia membawa lembaran-lembaran kertas dan kami tertawa karenanya.”
Pada akhirnya beliau menjadi seorang imam, ulama kota Madinah, dan hafiz pada masanya. Ia bahkan melampaui teman-teman seperjuangannya dan menjadi rujukan mereka.
Abuz Zinad berkata;
“Dahulu kami hanya menulis ilmu tentang halal dan haram. Adapun Ibnu Syihab menulis seluruh ilmu yang didengarnya. Tatkala faedah yang ia tulis dibutuhkan barulah aku mengerti bahwa dia (Ibnu Syihab) lebih unggul dari kami. Aku melihatnya secara langsung, ia membawa lembaran-lembaran kertas untuk mencatat hadis.”
Para ulama lain juga banyak memuji beliau terlebih dalam hal kemampuan menyampaikan hadits. Amr bin Dinar (salah seorang ulama di masa tabiin) berkata;
“Tidak pernah sekalipun aku melihat seorang yang lebih baik dan lebih tepat dalam menyampaikan hadis daripada az-Zuhri.”
Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Az-Zuhri merupakan ahli hadis yang terbaik hadisnya dan paling bagus sanadnya.”
Bahkan disebut-sebut beliau merupakan orang pertama yang menulis hadis dan membukukannya.
“Ketika tekad mulai berkurang dan para imam khawatir ilmu (hadis) akan hilang, maka (para ulama ahli hadis) mulai mengumpulkannya (dalam kitab-kitab mereka).
Yang pertama kali mengumpulkan hadis adalah Ibnu Syihab az-Zuhri pada awal tahun seratus berdasarkan perintah dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz.” ujar Imam ibnu Hajar al-Asqalani.
Tak heran jika kemudian Al-Hafizh Ibnu Hajar memujinya sebagai seorang fakih dan hafiz yang disepakati kemuliaan serta kekokohan ilmunya.
Ibnu Syihab Az-Zuhri wafat pada bulan Ramadan tahun 124 H. Walaupun beliau telah wafat 13 abad silam, tetapi ilmu yang beliau kumpulkan tetap terjaga dalam kitab-kitab para ulama dan manfaatnya dapat dirasakan oleh kaum muslimin hingga kini.
Perjalanan beliau dalam menuntut ilmu dan menulisnya benar-benar motivasi buat kita, Ibnu Syihab az-Zuhri merupakan contoh nyata kesuksesan dan buah manis yang dihasilkan dari ketekunan.
Semoga Allah taala membalas kebaikan dan jasa beliau terhadap Islam dan kaum muslimin.
Sumber:
- Siyar A’lamin Nubala’
- Taqrib at-Tahdzib


