2 November 2025 12:42

Sobat pejuang ilmu, makanan yang dikonsumsi seorang muslim mengandung banyak keberkahan di dalamnya.

Berkah di dalam makanan —sebagaimana kata Imam Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim— berupa:

  1. Nutrisi dan gizi yang didapatkan oleh tubuh.
  2. Keselamatan dari bahaya dan efek samping makanan.
  3. Kekuatan untuk melakukan ketaatan kepada Allah.

Tentunya, keberkahan ini hanya akan didapatkan bila seorang muslim mempraktikkan adab-adab makan yang disyariatkan. Semisal: makan makanan yang halal dan baik, membaca basmalah sebelum makan, tidak makan dengan tangan kiri, dan sebagainya.

Di antara adab makan yang dianjurkan dalam Islam adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu:

(إذا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا، فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى ‌يَلْعَقَهَا، أَوْ ‌يُلْعِقَهَا).

“Jika salah seorang dari kalian selesai makan, makan janganlah ia mengelap tangannya sebelum menjilatnya atau meminta orang lain untuk menjilatnya.” (Muttafaqun Alaihi)

Bukan tanpa alasan, hikmah dari adab ini adalah sebagaimana disebutkan dalam riwayat lainnya:

فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ ‌طَعَامِهِ تَكُونُ ‌الْبَرَكَةُ

“Karena seorang tidak tahu di bagian yang mana letak berkahnya.” (HR Muslim)

Ya, bisa jadi keberkahan terdapat pada suapan yang telah ia makan, bisa jadi pula pada sisa makanan di jarinya, bahkan bisa jadi pada makanan yang jatuh di luar piringnya.

Perlu diperhatikan, bahwa dalam mempraktikkan adab di atas kepada orang lain, kita harus hati-hati ya. Karena jika tidak, bisa jadi orang itu akan merasa jijik dan akhirnya malah membenci sunah nabi yang satu ini.

Makanya, kata Imam Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim, “Yakni ia meminta dijilatkan oleh orang lain yang tidak merasa jijik, semisal istri, budak, pembantu, anak, dsb.

Pernahkah sobat pejuang ilmu mengamalkan sunah ini sebelumnya? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar …

Sumber:

  • Syarah Shahih Muslim
  • Pelajaran Umdatul Ahkam bersama Fadhilatusy Syaikh Abbas al-Jaunah hafizhahullah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *