1 November 2025 21:25

Salah ketika menulis adalah hal yang lumrah terjadi. Karena sudah
merupakan sunatullah, tidak ada satu pun tulisan yang luput dari kesalahan kecuali kitab-kitab suci yang Allah Ta’ala turunkan kepada para Nabi-Nya.

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

أَلَفْتُ هَذِهِ الكُتُبَ وَلَمْ آلَ فِيْهَا وَلاَ بُدَّ أَنْ يُوجَدَ فِيهَا الخَطَأُ؛ لِأَنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُولُ: “وَلَوْ كَانَ مِن عِنْدِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيْهِ اِخْتِلاَفًا كَثِيْرَا” فَمَا وَجَدتُمْ فِيْ كُتُبِي هَذِهِ مِمَّا يُخَالِفُ الكِتَابَ أَوْ السُّنَّةَ فَقَدْ رَجَعْتُ عَنْهُ

“Aku menulis berbagai kitab dan aku tidak pernah gegabah dalam menulisnya. Namun walau demikian pasti didapati padanya kesalahan.

Karena Allah Ta’ala berkata,

“Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentu mereka akan mendapati pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An-Nisa: 82]

Jika kalian mendapati di dalam kitab-kitabku sesuatu yang menyelisihi Al-Quran dan As-Sunnah maka aku rujuk darinya.”

Tarikh Baghdad (14/254)

Sehingga jangan sampai sebuah kesalahan dalam menulis membuat kita menjadi putus asa dan berhenti menulis. Bahkan dengan adanya kesalahan, kita bisa belajar dan memperbaiki kekurangan yang ada pada diri kita.

Namun tentunya sebagai seorang penulis perlu kita berbekal ilmu dan berhati-hati saat menulis, agar kesalahan bisa dikurangi dan diminimalisasi.


Berkolaborasi dengan Al-Baihaqi Pena

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *