Di tengah banyaknya arus pemikiran dan ragam keyakinan yang terus bergulir di zaman ini, umat Islam wajib memegang teguh satu prinsip yang tak boleh goyah: bahwa Islam satu-satunya agama yang benar, agama yang diturunkan oleh Allah Taala, disempurnakan syariatnya, dan diridai-Nya untuk seluruh manusia hingga hari kiamat. Maka tiada keselamatan, kemuliaan, dan kemenangan, kecuali dengan berpegang teguh kepada Islam secara kaffah sebagaimana dituntunkan oleh Rasulullah ﷺ.
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ.
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِّﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺂﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺴَﺂﺀَﻟُﻮْﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴْﺒًﺎ.
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮْﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴْﻤًﺎ.
ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.
Maasyriral muslimin …
Merupakan sebuah akidah yang wajib diyakini dan dibuktikan dengan amalan oleh semua umat Islam, bahwasanya Islam satu-satunya agama yang benar, merupakan satu-satunya agama yang hak di muka bumi ini. Karena Islam telah mencapai puncak kesempurnaan syariat yang langsung diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada Nabi yang paling mulia; Nabi Muhammad.
Di dalam Al-Quran surat Al Maidah ayat ke 3, Allah berfirman:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا
“Pada hari ini telah aku sempurnakan agama kalian dan telah aku cukupkan nikmat-Ku untuk kalian dan telah aku ridai Islam sebagai agama kalian.”
Maasyiral muslimin …
Imam ahli tafsir yang dikenal dengan nama Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini, beliau mengatakan:
هَذِه أَكْبَرُ نِعَمِ اللهِ، عَلَى هَذِهِ الأُمَّةِ حَيْثُ أَكْمَلَ تَعَالَى لَهُمْ دِينَهُمْ، فَلا يَحْتَاجُونَ إلَى دِينٍ غَيْرِهِ، وَلَا إلَى نَبِيٍّ غَيْرِ نَبِيِّهِمْ، صلوات الله وسَلامُه عليه،
“Ayat ini menunjukkan kepada kita betapa ini adalah merupakan nikmat terbesar dari Allah atas umat ini (umat nabi Muhammad) di mana Allah telah menyempurnakan agama mereka, sehingga tidak lagi membutuhkan agama selainnya, ataupun Nabi yang lainnya selain Nabi mereka (Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Maasyiral muslimin
Kemudian, di akhir ayat, Allah berfirman:
وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
“Kemudian aku meridai Islam sebagai pedoman kalian.” Imam Ibnu Katsir mengatakan:
فَارْضَوْهُ أَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
“Maka karena itulah ridailah kalian wahai umat Islam!” Banggalah dengan Islam, jangan berbangga dengan agama-agama yang lainnya.
Islam telah disempurnakan oleh Allah berbeda dengan agama-agama selain Islam.
Sehingga barang siapa di antara umat Islam yang masih mendengar ajaran agama-agama yang lain, masih menengok ajaran agama yang lain, apalagi sampai ikut-ikutan dengan kebiasaan agama yang lainnya, maka Allah menegaskan hal ini dalam surat Ali Imran:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa yang mencari agama selain Islam, [masih mau menengok agama selain Islam], maka tidak akan diterima darinya sedikit pun, dan di akhirat dia termasuk dari orang-orang yang merugi.”
Lagi-lagi imam Ibnu Katsir menjelaskan:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا سِوَى مَا شَرَعَهُ اللهُ فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ
“Maksudnya barang siapa yang masih mencari jalan-jalan yang lain, ((amalan-amalan yang lain, kebiasaan-kebiasaan yang lain selain dari yang disyariatkan oleh Allah dalam Islam)), maka Allah tidak akan menerima sedikit pun dari.”
وَهُوَ فِي الأخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi.”
Kata Imam Ibnu Katsir:
كما قال النبي ﷺ في الحديث الصحيح: “مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عَلَيْهِ أمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ”
“Sebagaimana ancaman Nabi di dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah: ‘Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya di dalam syariat ini maka amalan itu tertolak.’”
بَارَكَ اللهُ لي وَلَكُم فِي القُرآن العظيم ونَفَعَنِي بَمَا فيه مِن الآيات والذكرِ الحَكِيم وَأسْتَغفِرُ اللهَ لِي وَلَكُم وَلِسَائِرِ المُسلِمِينُ مِن كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوه إنَّهُ هُو الغَفُورٌ رَحِيمٌ
Maasyiral muslimin
Pada khutbah kedua ini, kita akan menyempurnakan materi khutbah yang pertama, kita akan membacakan firman Alah dalam surat Al-An’am. Allah berfiman:
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah jalan yang lurus tersebut! Jangan mengikuti jalan-jalan yang lain, sehingga itu akan mencerai beraikan kalian dari jalan yang lurus tersebut, itulah yang telah diwasiatkan untuk kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al An’am: 153)
Masyairal Muslimin
Perhatikanlah! ternyata jalan kebenaran itu hanya satu! jalan yang hak hanya satu! Agama yang benar hanya satu! Yaitu agama Allah! Yang Allah sebutkan dalam ayat ini dengan perintah: فَاتَّبِعُوهُ “maka ikutilah!”
Dijelaskan oleh as-Syaikh Shalih Alu Syaikh:
قَدْ تَنَوَّعَتْ عِبَارَةُ أَهْلِ الْعِلْمِ فِي مَعْنَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيم
“Bermacam-macam redaksi dari para ulama tentang makna as-shirat al-mustaqim di dalam ayat ini, namun semua itu tersimpulkan pada satu makna yang mencakup makna-makna lainnya dari beberapa redaksi tersebut, yaitu: kitabullah wa sunnatu rasulihi (mengikuti al Quran dan sunnah Rasulullah).”
Apa pun yang diperintahkan dalam Al-Quran itulah yang dijalankan, apa pun yang dilarang di sana itulah yang ditinggalkan, dan apa pun yang diperintahkan oleh Nabi itulah yang disyariatkan, hal-hal yang dilarang dalam sunah Rasulullah itulah yang ditinggalkan.
Diriwayatkan oleh imam Malik dalam al-Muwatha’ bahwasanya Rasulullah bersabda:
تركتُ فيكم أَمْرَيْنِ لن تَضِلُّوا ما تَمَسَّكْتُمْ بهما : كتابَ اللهِ وسُنَّةَ نبيِّهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ
“Telah aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang dengannya yaitu kitabullah (Al-Quran) dan sunah Rasulullah.”
Terakhir Allah berfirman dalam surat an-Nisa:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Barang siapa yang menyimpang dari jalan Rasul, setelah datang kepadanya petunjuk dan ternyata lebih memilih untuk mengikuti jalan selain jalannya kaum muslimin (para sahabat), maka Kami biarkan dia terombang-ambing dengan kesesatannya di dunia. Serta di akhirat nanti dia dimasukkan ke dalam neraka Jahanam, dan neraka itu adalah seburuk buruk tempat Kembali.” (QS. An-Nisa: 115)
Senantiasa kita memohon taufik kepada Allah taala, memohon bimbingan, memohon hidayah agar kita senantiasa terbimbing di atas kebenaran. Kita juga memohon agar Allah selalu mengistiqamahkan kita di atas jalan kebenaran hingga kita bertemu dengan Allah dalam keadaan beragama Islam dengan amalan yang benar.
نسأل الله جل وعلا بأسمائه الحسنى وصفاته العلى أن يجعلنا هداة مهتدين غير ضالين ولا مضلين، وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.


