Lailatul qadr di bulan Ramadan memiliki keutamaan yang sangat agung. Amal saleh pada malam tersebut lebih baik nilainya daripada amal saleh selama 1000 bulan yang tidak ada lailatul qadr padanya. Tetapi para ulama berselisih pendapat terkait malam yang lebih diharapkan terjadi padanya lailatul qadr. Apakah lailatul qadr di malam ganjil atau genap?
Sebagaimana para ulama menjelaskan, bahwa malam lailatul qadr lebih besar harapannya untuk terjadi pada malam-malam ganjil yaitu malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29.
Namun sebagian ulama menjelaskan, jika dihitung dari perspektif yang berbeda, maka malam-malam ganjil dimulai dari malam ke-22. Sebab ia merupakan 9 malam terakhir, dan malam ke-24 adalah 7 malam terakhir dan begitu seterusnya. Maka malam ganjil dalam hitungan tersebut adalah malam ke-22, 24, 26, 28, 30, karena dihitung mundur dari 30.
Terlepas dari yang mana dari kedua penjelasan di atas yang paling rajih, sudah seharusnya agar setiap muslim bersemangat pada seluruh sepuluh malam terakhir. Sebab barang siapa yang bersungguh-sungguh pada seluruh malamnya dengan penuh keimanan dan mengharapkan balasan dari Allah, maka insyaallah pastinya dia mendapatkan malam lailatul qadr.
قال العلّامة ابن باز -رحمه الله-:
” ومن اجتهد في العشر كلها في الصلاة والقرآن والدعاء وغير ذلك من وجوه الخير أدرك ليلة القدر بلا شك. وفاز بما وعد الله به من قامها إذا فعل ذلك إيمانا واحتسابا “
[مجموع الفتاوى (٣٩٩/٦)]
Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata:
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan salat, membaca al-Quran, berdoa, dan amal kebaikan lainnya di sepuluh malam terakhir maka tak ragu lagi ia akan mendapat lailatul qadr. Ia juga akan meraih apa yang Allah janjikan bagi yang menghidupkannya jika ia melaksanakannya dengan keimanan dan berharap pahala.”
Berkolaborasi dengan Ahlussunnah Ternate


