Tentu tak asing bagi kita sunah untuk berpuasa Asyura pada tanggal 10 Muharam. Begitu pula sunah untuk berpuasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya dalam rangka menyelisihi kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10. Tapi tahukah Antum bahwa Rasulullah sendiri tidak pernah melakukan puasa Tasu’a? Mengapa Rasulullah ﷺ tidak pernah puasa Tasu’a?
Tatkala Rasulullah ﷺ datang ke Madinah beliau bertanya tentang alasan kaum Yahudi berpuasa di hari Asyura. Ternyata hari tersebut merupakan hari di mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari Firaun. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku lebih berhak mengikuti Musa”. Beliau pun berpuasa di hari itu dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa.
Lalu mengapa beliau ﷺ tidak berpuasa Tasu’a saat itu?
🎙 Dijelaskan oleh asy Syaikh Abbas bin Ali Nashir al-Jaunah hafizhahullah bahwa Rasulullah ﷺ pada awalnya sering menyamai ahlul kitab dalam perkara-perkara yang tidak dilarang oleh Allah Taala. Ini sebagaimana yang disebutkan oleh sahabat Ibnu Abbas dalam shahihain.
Hal tersebut beliau ﷺ lakukan dengan tujuan menarik simpati ahlul kitab dan melunakkan hati mereka agar tertarik untuk masuk Islam. Namun tatkala mereka terus berpaling dan keras kepala, maka kembali kepada hukum asal yaitu wajibnya menyelisihi orang-orang kafir baik dari ahlul kitab atau kaum musyrikin dalam semua aspek kehidupan mereka.
Sampai pada tahun terakhir dari kehidupan beliau ﷺ, para sahabat menyampaikan bahwa hari Asyura merupakan hari besar orang Yahudi, tatkala itulah beliau ﷺ bersabda:
فإذا كان العام المقبل إن شاء الله صمنا اليوم التاسع
“Jika datang tahun depan insyaallah kita akan berpuasa dari tanggal sembilan (Tasu’a).” (HR Muslim)
Namun tatkala tahun depan tiba, beliau telah dipanggil oleh Allah Taala ke hadirat-Nya, salawat dan salam selalu tercurahkan kepada beliau, keluarga dan para sahabat beliau.
Wallahu a’lam.
وفقنا الله جميعا لما يحب ويرضى


