1 November 2025 12:35

Profil Zaid bin Tsabit, Salah Satu Juru Tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Bicara tentang kepenulisan, rasanya kita tak boleh melewatkan sosok sahabat Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, salah satu juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bagaimana tidak, di masa kegelapan di mana banyak orang saat itu tidak bisa baca-tulis, Zaid bin Tsabit justru merupakan seorang bilingual.

Beliau merupakan seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, imam besar, syaikhnya para qari’ dan ulama Al-Qur’an, serta mufti Madinah.

Kuniahnya Abu Said dan Abu Kharijah Al-Khazraji, An-Najjari Al-Ansari, semoga Allah meridhainya

Beliau menimba ilmu langsung dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dua sahabatnya, serta telah membaca sebagian -atau bahkan seluruh- Al-Quran kepada nabi.

Banyak para sahabat nabi berguru dan meriwayatkan hadits dari beliau. Di antaranya Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Abu Sa’id Al-Khudri, Anas bin Malik, dan nama-nama lainnya. Begitu pula banyak dari tabiin banyak yang berguru pada beliau.

Beliau termasuk pemuda yang cerdas. Masuk Islam saat berusia sebelas tahun dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk belajar tulisan Suryani supaya bisa membacakan tulisan-tulisan mereka kepada beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Karena aku tidak merasa aman dari mereka.”

Zaid menceritakan: Saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai di Madinah, kaumku membawaku kepada Nabi .

Mereka menyampaikan: “Wahai Rasulullah, ini adalah seorang pemuda dari Bani An-Najjar, dia telah membaca tujuh belas surat yang diwahyukan kepadamu.”

Aku pun membacanya di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga beliau merasa takjub akan hal itu.

Kata beliau: “Wahai Zaid, pelajarilah untukku kitab kaum Yahudi. Demi Allah aku tidak merasa aman dari mereka terkait kitabku.”

Aku pun mempelajarinya dan belum genap setengah bulan aku telah menguasainya. Aku juga menjadi juru tulis untuk Rasulullah ketika beliau mengirim surat kepada mereka.”

Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa beliau mempelajarinya selama tujuh belas hari saja.

Beliau juga tercatat sebagai salah satu penulis wahyu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau pernah berkata: “Aku biasa menuliskan surat beliau untuk kaum Yahudi dan membacakan surat yang mereka kirim kepada beliau.”

Sumber: Siyar A’lamin Nubala’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *