1 November 2025 19:06

Disampaikan di sela-sela pelajaran Syuruth Laa Ilaha Illallah kepada murid-murid beliau di Markiz ‘Aisyah, Bir Ahmad, Aden, Yaman.

Pada hari Sabtu, 20 Rabi’uts Tsani 1445 H / 4 November 2023

Poin-poin Ringkasan Pembahasan:

  1. Markiz ‘Aisyah dan Masjid yang ada padanya dibangun di atas asas Manhaj Salafi dan mengembalikan permasalahan kepada para ulama kibar, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, antara lain: Syaikh Rabi’, Syaikh Ubaid dan Syaikh Abdullah Al-Bukhari. Semoga Allah menjaga yang masih hidup dan merahmati yang telah meninggal
  2. Hajr (boikot) antar thullab di Markiz adalah terlarang. Selama mereka masih mengaku berada di atas Manhaj Salafi, maka tidak boleh ada pemboikotan atau pemutusan hubungan. Barangsiapa yang diketahui hal ini terjadi padanya, maka ia pantas diberi nasehat.
  3. Syaikh Abbas hafizhahullah berharap kepada ikhwah (thullab) seluruhnya untuk menerjemahkan nasehat Syaikh Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah terkait sulh (memperbaiki hubungan) antar ikhwah di Indonesia ke dalam Bahasa Indonesia supaya semua pihak bisa memahami hakikat permasalahan yang terjadi, baik kalangan umum atau khusus, anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan.
  4. Syaikh Al-Bukhari telah duduk dalam beberapa majelis dan meneliti berbagai permasalahan yang dikeluhkan oleh ikhwah. Beliau telah mendengar dari satu pihak secara utuh dan juga mendengar dari pihak yang lain secara utuh. Kemudian beliau tidak melihat sedikit pun adanya keyakinan yang menyimpang atau larangan yang diterjang, yang ada hanyalah kepentingan pribadi di antara ikhwah -dan ini beliau ulang berkali-kali- yang dihembuskan oleh syaithon di tengah-tengah mereka.
  5. Meninggalkan perkara ini (perpecahan) murni karena Allah Ta’ala. Dan tidak boleh ada seorang pun yang menyatakan: “dia membicarakan saya”, kemudian dia juga membalas membicarakan saudaranya.
  6. Seorang yang bersikap jujur karena Allah, pasti akan menyebarkan nasehat Syaikh Al-Bukhari dan menerjemahkannya. Allah Ta’ala berfirman (artinya):
    {Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian bersama orang-orang yang jujur}.

Dan di antara sifat orang yang beriman dan berislam adalah jujur. Seorang yang jujur akan punya langkah ke depan dan punya keberanian.

  1. Di antara musibah yang menimpa penuntut ilmu adalah ia berkata dengan lisannya tetapi anggota tubuhnya tidak mengamalkan. Ia hanya berkata: “Saya bersama ulama dalam mengikuti nasehatnya“, akan tetapi pada hakikatnya ia tidak bersama ulama secara amalan. Seorang yang bersama ulama adalah yang perbuatannya selaras dengan nasehat yang disampaikan ulama.

Ilmu itu akan mendorongnya untuk beramal. Jika ilmu tidak mendorongnya beramal, maka akan menjadi kecelakaan baginnya. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan: ((Al-Qur’an itu hujjah bagimu, atau terhadapmu)).

  1. Jika kita tidak merujuk kepada ulama dan nasehat mereka, lantas kepada siapa kita merujuk?

Syaikh Al-Bukhari, tidak ada lagi masyaikh yang dijadikan rujukan di zaman ini setelah Syaikh Rabi’ dan Syaikh Ubaid selain Syaikh Al-Bukhari. Maka kita merujuk kepada beliau dalam berbagai permasalahan kita. Beliau adalah orang yang paling berhak untuk diambil nasehat-nasehatnya, terutama ketika terjadi fitnah.

  1. Jika seorang tidak mau mendengarkan nasehat para ulama yang tulus dalam membimbing, niscaya ia akan terbakar api fitnah, mau tidak mau, baik hari ini, besok atau setelahnya. Maka bertakwalah kepada Allah dalam hal menghormati para ulama dan para pemberi nasehat. Barangsiapa yang tidak menghormati ulama, maka ia tidak patut dihormati.
  2. Meninggalkan segala bentuk perpecahan dan perselisihan, serta bersatu di atas prinsip yang disampaikan Allah dan Nabi-Nya, juga di atas prinsip menghormati para ulama.

Poin-poin di atas telah dikoreksi dan mendapat persetujuan dari Syaikh Abbas Al-Jaunah hafizhahullah untuk disebarluaskan.

    By Admin

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *